Sejarah

Paroki Ratu Pencinta Damai Surabaya
Tahun

1964


  • Saat itu umat Katolik di daerah Pogot sudah ada dan makin berkembang
  • Rumah bapak A.Y. Medjik di jalan Granting Baru IV/16 direlakan untuk pertemuan umat, pelajaran agama, sebagai Kapel, untuk baptis, dan misa. Romo yang melayani adalah Romo A. Siswadi, Romo Tjahjo, Romo Tandya
Tahun

1972


  • Umat Pogot masuk wilayah IV Paroki Kepanjen, dimana ketua wilayahnya adalah bapak Y. Hidayat Tanuhandaru
  • Selanjutnya wilayah IV dibagi menjadi 4 Kring (lingkungan), yaitu Kring 4K, 4L, 4M, 4N. Daerah Pogot dan sekitarnya masuk Kring 4N
Tahun

1975

  • Tokoh umat Pogot, yaitu bapak A.Y. Medjik, bapak M.S. Perwanto, bapak H.Y. Saliman, menemui pejabat Keuskupan Mgr. Dibyo Karyono untuk membahas masalah pembangunan Gereja Katolik di Pogot. Pihak Keuskupan setuju dan meminta untuk berkoordinasi dengan Paroki Kepanjen. Selanjutnya tokoh umat menemui pejabat Paroki Kepanjen yaitu Romo Heavelman. Usulan pendirian gereja disetujui dan diminta untuk mencari lokasi. Ada beberapa lokasi yang dipertimbangkan dan akhirnya memilih lokasi di jalan Pogot Baru No. 77 Surabaya
Tahun

1976


  • Pada 27 Februari 1976, terbentuklah panitia pembangunan Gereja Pogot, dengan Romo A. Siswadi, CM Sebagai Pelindung, dan sebagai Ketua Pembangunan adalah bapak Drs. Frans Suprapto, wakilnya bapak MS Poerwanto, dan dibantu beberapa stafnya. Panitia mulai bekerja mengadakan pendekatan ke pejabat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan dan Kotamadya Surabaya
  • Pada 22 April 1976, Lurah Desa Tanah Kalikedinding dan Camat Sukolilo memberikan rekomendasi
  • Pada 24 April 1976, Pejabat RT 02 RW VI Pogot Baru menyetujui
  • Pada 12 September 1976, dilaksanakan peletakan batu penyuluh oleh Romo A. Siswadi dari Paroki Kepanjen
  • Pada 3 Oktober 1976, Kakandep Agama Kodya Surabaya tidak berkeberatan untuk didirikannya Gereja Katolik
  • Pada 10 April 1978, Walikota Surabaya menyetujui dan diterbitkan Surat Persetujuan Prinsip Lokasi Pembangunan Gereja pada area seluas ±1.920 m². Pembangunan dimulai dari sumber dana Paroki Kepanjen, Paroki Kristus Raja, dan Kongregasi Misi Indonesia
Tahun

1979


  • Pada 22 Desember 1979, dilakukan pemberkatan oleh Romo Tjahjo Kusuma, CM. Hadir dalam acara tersebut biarawan biarawati Paroki Kepanjen, Pembinaan Rohani (Binroh)Katolik dari Armada RI Lettu Laut Ch. Wiryanto dan umat Pogot.
  • Setelah itu dilaksanakan penyerahan kunci dari pelaksana pembangunan (CV. Saudara) kepada bapak Poerwanto (wakil panitia pembangunan) dan selanjutnya diserahkan kepada Romo Tjahjo Kusuma CM.
  • Secara administrasi Gereja Pogot dilimpahkan ke Paroki Kristus Raja dengan nama/status Wilayah D. Saat itu Wilayah D terdiri dari 6 lingkungan, yaitu Lingkungan D1-D6
Tahun

1981


  • Pada 25 Januari 1981 dilakukan peresmian dan pemberkatan oleh Uskup Mgr. Yohanes Klooster, CM., dengan nama pelindung Ratu Pencinta Damai. Sebagai Romo Wilayah D adalah Romo Van Mensvoor. Selanjutnya Romo V. Mensvoor mendirikan sekolah Katolik meliputi TK, SD, dan SMP. Seterusnya diganti Romo Boonekamp, CM
Tahun

1984


  • Pada 9 September 1984, oleh Dewan Paroki Kristus Raja, Wilayah D diganti dengan wilayah C, karena wilayah D itu nama wilayah Gereja Kenjeran. Sebagai Romo Wilayah C adalah Romo Marto Kusumo, CM. Sedangkan Ketua Wilayah C yang pertama adalah bapak M.S. Purwanto. Ketua wilayah berturut-turut dijabat oleh bapak Ig. Mardiana, bapak T.S. Handoko
  • Tahun 1989-1995 : Wilayah C terjadi beberapa kali pemekaran, akhirnya menjadi 16 lingkungan dengan nama RPD 1 sampai dengan RPD 16. Tujuannya agar tugas-tugas pelayanan semakin efektif, umat semakin akrab dan persaudaraan lebih kuat
Tahun

1989-1995

  • Wilayah C terjadi beberapa kali pemekaran, akhirnya menjadi 16 lingkungan dengan nama RPD 1 sampai dengan RPD 16. Tujuannya agar tugas-tugas pelayanan semakin efektif, umat semakin akrab dan persaudaraan lebih kuat
Tahun

2000-2002


  • Wilayah C diubah menjadi Stasi RPD dan dibagi menjadi 4 wilayah, yaitu wilayah A, B, C, D. Masing-masing wilayah membawahi 4 lingkungan.
  • Ketua Stasi pertama dijabat oleh bapak Y. Samsudi
  • Tahun 2002, terjadi pergantian Romo Stasi kepada Romo Gani Sukarsono, CM
Tahun

2004


  • Pada 25 Januari 2004, Stasi RPD berubah status menjadi Paroki RPD dengan diadakan Misa Syukur yang dipersembahkan oleh Uskup Surabaya, diwakili oleh Romo Y. Haryanto, CM selaku Administrator Deosesan Keuskupan Surabaya. Setelah Misa Peresmian, dilaksanakan pemberkatan dan pemotongan tumpeng
Tahun

2017


  • Serah terima dari Romo Paulus Dwintarto ke Romo Karyono CM
Tahun

2019


  • Pembangunan Dan Peresmian Pastoran Baru
Tahun

2021


  • Serah terima dari Romo Karyono CM ke Romo Severinus Sabtu CM dan Serah terima Ketua Lingkungan Periode 2021-2024